PERCOBAAN 1
A. Judul : Ekstraksi
Minyak Kedelai Secara Soxhletasi
B. Tujuan
: Agar mahasiswa dapat memahami cara
penggunaan dan prinsip metode soxhletasi
C. Dasar Teori
1. Pengertian
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan
suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang
– ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam
sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu
heksana ( C6H14 ) untuk sampel kering dan metanol
(CH3OH ) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung
dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti
sokletasi adalah pengekstrakan berulang – ulang ( continous extraction ) dari
sampel pelarut.[1]
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi.[2]
Sokletasi
adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat
padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.[3].
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organic. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan
hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan
sel masing-masing berbeda, sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut
tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel
tanaman adlah pelarut organic akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organic tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dan pelarut organic diluar sel, maka larutan terpakat akan
berdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel.[4]
2. Prinsip dasar
Prinsip sokletasi adalah pelarut dan
sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum
mengalami proses apapun juga. Metode sokletasi yang dilakukan memiliki
kelebihan dan kekurang. Berikut adalah kelebihan metode sokletasi:
1. Sampel
terekstraksi dengan sempurna
2. Proses
ekstraksi lebih cepat
3. Pelarut yang
digunakan sedikit.
Sedangkan kelemahan dari metode
sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus
sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan
panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi
ketika proses sokletasi berlangsung. Penyarian zat aktif yang
dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian
simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadaan jenuh.
Penarikan komponen kimia
yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang
telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau
yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang
diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel,
secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa
kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair
atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.[5]
D. ALAT DAN BAHAN
Ø Alat
Rangkaian Soxhletasi Evaporator
Penangas Air
Labu erlenmeyer Kertas saring Neraca analitik
Spatula Lumpang dan Alu
Ø Bahan
Kedelai n-Heksana batu didih
E. Prosedur Kerja
F. Hasil Pengmatan dan Perhitunganerhitungan
Soxhletasi
|
Selang waktu (menit)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
|
09.32 – 10.04
10.04 – 10.15
10.15 – 10.21
10.21 – 10.34
10.34 – 10.36
10.36 – 10.46
10.46 – 10.49
10.49 – 10.54
10.54 – 11.00
11.00 – 11.02
11.02 – 11.09
11.09 – 11.17
11.17 – 11.22
11.22 – 11.30
11.30 – 11.40
11.40 – 11.44
11.44 – 11.49
11.49 – 11.52
11.52 – 12.01
12.01 – 12.09
12.09 – 12.13
12.13 – 12.22
12.22 – 12.41
|
Perhitungan
Dik : Berat sampel = 10 gram
Dik : Berat sampel = 10 gram
Berat minyak kedelai yang terekstrak = 1,49 gram
Dit :
Persentase minyak kedelai dalam daging kedelai?
Peny :
= 14,9 %
G. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.selain itu ekstraksi juga dapat
diartikan sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organic.
Prinsip Kerja Soxhletasi Penyairan secara berkesinambungan dimana cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi
molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam
klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas
bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat
aktif menjadi sempurna.
Pada percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah
dengan merangkai alat soxchletasi. Langkah selanjutnya yaitu menghaluskan
daging biji kedelai yang dihaluskan dengan lumpang dan alu sampai benar-benar
halus, selanjutnya menimbang serbuk kemiri 10 gram. Banyaknya sampel yang
dibutuhkan tergantung dari besarnya klonsong yang digunakan, karena jika sampel
terlalu banyak maka sampel tidak akan masuk ke kedalam klonsong maupun
tingginya sample akan melewati siphon.
Selanjutnya serbuk kedelai tersebut dibungkus dengan
kertas saring. Cara membungkus sampel harus hati-hati, terlebih dahulu kertas
saring digulung sesuai dengan diameter klonsong (tetapi tidak menyentuh dinding
klonsong), dan tingginya sesuai dengan siphon. Untuk mengikatnya juga
diperlukan kecermatan agar kertas saring tidak hancur dan harus disisahkan
benang untuk pengikatan yang bagian atas, hal ini berfungsi agara sampel bisa
kita keluarkan dengan cara menariknya lewat benang tersebut. Setelah itu
dimasukkan kedalam tempat ekstraktor soxhlet. Memasukkan 65 mL n-hexan dan batu
didih kedalam labu bulat, fungsi dari batu didih tersebut agar menjaga suhu
dari n-heksana, dan kemudian mengalirkan air pada pendingin (kondensor) fungsi
dari kondensor yaitu untuk mengubah zat penyari dalam hal ini n-heksana menjadi
molekul-molekul penyari atau mengubah uap menjadi cairan. Langkah selanjutnya
yaitu mengamati sirkulasi (perputaran/perpindahan) yang terjadi pada proses
soxhletasi dan rentang waktu yang dibutuhkan.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu
didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor
melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam
selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam
selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama dengan tinggi pelarut
di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke
dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek
siphon. Pada ekstraktor Soxhlet
cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong
sama dengan pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak
lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada
di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya
ekstraksi menjadi tidak merata. Penarikan komponen
kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong
yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
siphon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi
Tujuan dilakukan evaporator adalah untuk
menguapkan larutan atau zat yang telah diekstraksi. Setelah dilakukan
pengolahan data ternyata % zat aktif dalam kedelai adalah 14%. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh ekstraksi
yang kurang sempurna.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan atas percobaan dan pembahasan yang dilakukan maka adapun
kesimpulan yang ditarik yaitu :
v Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
v
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Daftar
Pustaka
Anetha.2012. http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com diakses tanggal 27 april 2012
Astuti N. Sinambela http://astuti_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/
diakses tanggal 27 april 2012
Diakses
tanggal 26 april 2012
Win aramico http://kakandaaramico.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-sokletasi.html
diakses tanggal 27 april 2012
Team Teaching, 2012, Penuntun
Praktikum; hal: 8-9.Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
[1]Anetha.2012. http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com diakses tanggal 27 april 2012
[2]
Astuti N. Sinambela
[4] Team Teaching; Penuntun Praktikum; hal:
8-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar