Senin, 18 Juni 2012


Manejemen Pendidikan


Pengertian Manajemen Pendidikan menurut ahli
Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa pengertian Manajemen Pendidikan yang kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai berikut.
  1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
  2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain sebagai berikut :
  1. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
  2. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  3. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dari pengertian Manajemen Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Jika pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi, maka definisi Manajemen Pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Minggu, 13 Mei 2012

HPLC


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
A.    Prinsip Dasar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah suatu metoda kromatografi yang mampu memisahkan makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang lebih, senyawa polimerik dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki berat molekul tinggi dengan cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran ion. Menggunakan fase yang interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
KCKT secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen dalam campuran.
Perkembangan yang lebih luas melalui kromatografi kolom mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-metode ini sangat otomatis dan sangat peka.
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi dan detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.metode ini dikenal dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
B.     Proses Pemisahan
KCKT adalah suatu metoda kromatografi yang mampu memisahkan makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang lebih, senyawa polimerik dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki berat molekul tinggi dengan cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran ion. Menggunakan fase yang interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
Ada 3 sistem KCKT yang dikenal, yaitu:
1.      Sistem elusi isokratik (isocratic elution)
Sampel diinjeksikan ke dalam kolom yang komposisi fasa geraknya tidak berubah selama analisis dilakukan sampai sampel terelusi dari kolom, sistem isokratik yang memiliki nilai k’ (rasio atau koefisien partisi yang bervariasi) akan menghasilkan resolusi yang buruk dan sukar mendeteksi pita elusinya.
2.      Sistem elusi gradient (gradient elution)
Ada perubahan fasa gerak baik secara bertahap atau berkesinambungan selama proses berlangsung. Pada mula-mula elusi, seluruh komponen sampel ditahan di bagian atas kolom, setelah gradien mulai, kekuatan elusi fase gerak akan meningkat. Pada akhirnya harga k’ akan menjadi cukup kecil sehingga komponen zat tersebut akan bermigrasi sepanjang kolom secara cepat sampai keluar dari kolom.
Persamaan elusi gradient :
Waktu retensi      = tg  =tMk log (2,3 ko/k)
Resolusi               = Rs =[(1/4)(α-1)N1/2] [k/1+ k]
Lebar pita            =       =1/2[VM(1+k)N1/2]
Dimana :
Ko = nilai k’ pada awal pemisahan
tg   = waktu retensi pada elusi gradien
g    = lebar pita gradien
tM  = waktu transit zat yang ditahan
α    = retensi relatif
VM = volume gerak
N   = jumlah pelat (kromotof)
Nilai k selama migrasi harus berkisar pada rentang 1<10. Pada saat keluar kolom, k menjadi (~1). Nilai k kecil pada saat elusi menghasilkan pita tajam dan berarti sensitifitasnya tinggi.
3.      Sistem elusi bertahap
Baik digunakan untuk sampel yang mengandung komponen-komponen yang bergerak cepat, yang diikuti senyawa-senyawa yang lambat gerakannya, tetapi tidak mengandung senyawa dengan nilai k’ setelah sampai diinjeksikan. Komposisi fase gerak secara bertahap diganti.
Beberapa jenis teknik pemisahan dalam KCKT telah dikembangkan berdasarkan jenis fase diam dan fase geraknya:
a. Kromatografi adsorpsi
Fase diam yang biasa digunakan adalah bahan alam polar seperti partikel silika atau alumina hidrat. Fase mobil berkompetisi terhadap lokasi aktif adsorpsi pada partikel fase diam. Komponen yang terikat lebih kuat akan tertahan lebih lama di dalam kolom. Waktu retensi bergantung pada kepolaran sampel.
b. Kromatografi partisi
Linarut dibagi atas fase gerak cair dengan cairan yang tidak bercampur yang dilapiskan pada suatu patikel padat sebagai fase diam. Fase diam dapat berupa fase diam yang disalutkan pada partikel penyangga. Kolom fase terikat (bonded-fase colum) merupakan kolom yang paling umum digunakan.
c. Kromatografi penukar ion
Prinsip kerja berdasarkan partisi ion antara fase gerak dan fase diam pada lokasi penukaran ion. Pemisahan terjadi akibat partisi ion dalam derajat yang berbeda.
C.    Contoh
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan suatu metoda pemisahan canggih dalam analisis farrnasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji kemumian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan Kromatografi Gas. Banyak senyawa yang dapat dianalisis, dengan KCKT mulai dari senyawa ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan obat /bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral (chirale Trennphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer aktif.
Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal, namun metoda ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 jenis obat / bahan obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, waktu analisis cepat
Tabel 4.1 : Daftar Obat – obat yang Penetapan Kadarnya dengan KCKT (FL Edisi IV)
1. Tablet Asetazolamida
2. Asetilsistein
3. Larutan Asetilsistein
4. Tablet Asetosal
5. Asam Aminokaproat
6. Asam Aminosalisilat
7. Asam Folat '
8. Tablet Asam Folat
9. Asam Mefenarnat
10. Kapsul Asam Mefenamat
11. Asiklovir
12. Tablet Allopurinol
13. Alprozolam
14. Tablet Alprozolam
15. Amikasin Sulfat
16. Injeksi Amikasin Sulfat
17. Aminofilin
18. Amoksihn .
19.Kapsu Armoksilin
20. Amoksilin untuk Suspensi Oral
21. Ampisilin

Senin, 07 Mei 2012

Soxhletasi


PERCOBAAN 1
A. Judul                   :   Ekstraksi Minyak Kedelai Secara Soxhletasi
B. Tujuan                :   Agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip metode soxhletasi   
C. Dasar Teori
1. Pengertian
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana ( C6H14  ) untuk sampel kering dan metanol (CH3OH ) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang – ulang ( continous extraction ) dari sampel pelarut.[1]
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.[2]
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.[3].
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organic. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan sel masing-masing berbeda, sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman adlah pelarut organic akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organic tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organic diluar sel, maka larutan terpakat akan berdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel.[4]
2. Prinsip dasar
Prinsip sokletasi adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum mengalami proses apapun juga. Metode sokletasi yang dilakukan memiliki kelebihan dan kekurang. Berikut adalah kelebihan metode sokletasi:
1.    Sampel terekstraksi dengan sempurna
2.    Proses ekstraksi lebih cepat
3.    Pelarut yang digunakan sedikit.
Sedangkan kelemahan dari metode sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.[5]
D. ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat







Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082359.jpg
Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082402.jpg
Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082350.jpg
 




Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082347.jpgDescription: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082351.jpg      Rangkaian Soxhletasi                 Evaporator                        Penangas Air

        

Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082348.jpgDescription: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082346.jpg               Labu erlenmeyer            Kertas saring                Neraca analitik


       Spatula                        Lumpang dan Alu      
Ø  Bahan







Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082352.jpg
Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\Chem's '082236.jpg



Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Bluetooth\Inbox\litium.jpg

 




Kedelai                                  n-Heksana                     batu didih

E. Prosedur Kerja


 



















F. Hasil Pengmatan dan Perhitunganerhitungan
Soxhletasi
Selang waktu (menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
09.32 – 10.04
10.04 – 10.15
10.15 – 10.21
10.21 – 10.34
10.34 – 10.36
10.36 – 10.46
10.46 – 10.49
10.49 – 10.54
10.54 – 11.00
11.00 – 11.02
11.02 – 11.09
11.09 – 11.17
11.17 – 11.22
11.22 – 11.30
11.30 – 11.40
11.40 – 11.44
11.44 – 11.49
11.49 – 11.52
11.52 – 12.01
12.01 – 12.09
12.09 – 12.13
12.13 – 12.22
12.22 – 12.41




Perhitungan
Dik      : Berat sampel                                               = 10 gram
              Berat minyak kedelai yang terekstrak    = 1,49 gram
Dit       : Persentase minyak kedelai dalam daging kedelai?
Peny :
                                           = 14,9 %
G. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.selain itu ekstraksi juga dapat diartikan sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organic.
Prinsip Kerja Soxhletasi Penyairan secara berkesinambungan dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.
Pada percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah dengan merangkai alat soxchletasi. Langkah selanjutnya yaitu menghaluskan daging biji kedelai yang dihaluskan dengan lumpang dan alu sampai benar-benar halus, selanjutnya menimbang serbuk kemiri 10 gram. Banyaknya sampel yang dibutuhkan tergantung dari besarnya klonsong yang digunakan, karena jika sampel terlalu banyak maka sampel tidak akan masuk ke kedalam klonsong maupun tingginya sample akan melewati siphon.
Selanjutnya serbuk kedelai tersebut dibungkus dengan kertas saring. Cara membungkus sampel harus hati-hati, terlebih dahulu kertas saring digulung sesuai dengan diameter klonsong (tetapi tidak menyentuh dinding klonsong), dan tingginya sesuai dengan siphon. Untuk mengikatnya juga diperlukan kecermatan agar kertas saring tidak hancur dan harus disisahkan benang untuk pengikatan yang bagian atas, hal ini berfungsi agara sampel bisa kita keluarkan dengan cara menariknya lewat benang tersebut. Setelah itu dimasukkan kedalam tempat ekstraktor soxhlet. Memasukkan 65 mL n-hexan dan batu didih kedalam labu bulat, fungsi dari batu didih tersebut agar menjaga suhu dari n-heksana, dan kemudian mengalirkan air pada pendingin (kondensor) fungsi dari kondensor yaitu untuk mengubah zat penyari dalam hal ini n-heksana menjadi molekul-molekul penyari atau mengubah uap menjadi cairan. Langkah selanjutnya yaitu mengamati sirkulasi (perputaran/perpindahan) yang terjadi pada proses soxhletasi dan rentang waktu yang dibutuhkan.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek siphon. Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan siphon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi
Tujuan dilakukan evaporator adalah untuk menguapkan larutan atau zat yang telah diekstraksi. Setelah dilakukan pengolahan data ternyata % zat aktif dalam kedelai adalah 14%.  Hal ini mungkin dipengaruhi oleh ekstraksi yang kurang sempurna.
H.   Kesimpulan
Berdasarkan atas percobaan dan pembahasan yang dilakukan maka adapun kesimpulan yang ditarik yaitu :
v  Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
v  Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Daftar Pustaka
Anetha.2012.  http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com   diakses tanggal 27 april 2012
Astuti N. Sinambela http://astuti_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/ diakses tanggal 27 april 2012
Diakses tanggal 26 april 2012
Team Teaching, 2012, Penuntun Praktikum; hal: 8-9.Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo





[1]Anetha.2012.  http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com   diakses tanggal 27 april 2012
[2] Astuti N. Sinambela
[4] Team Teaching; Penuntun Praktikum; hal: 8-9