Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High
Performance Liquid Chromatography)
A.
Prinsip
Dasar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah suatu metoda kromatografi
yang mampu memisahkan makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang
lebih, senyawa polimerik dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki
berat molekul tinggi dengan cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran
ion. Menggunakan fase yang interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
KCKT secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi
dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah
grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini
membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat
kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas
permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul
yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari
komponen-komponen dalam campuran.
Perkembangan yang lebih luas melalui kromatografi kolom
mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-metode ini
sangat otomatis dan sangat peka.
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi
dan detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair
menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang
tinggi.metode ini dikenal dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
B. Proses Pemisahan
KCKT adalah suatu metoda kromatografi yang mampu memisahkan
makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang lebih, senyawa polimerik
dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki berat molekul tinggi dengan
cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran ion. Menggunakan fase yang
interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
Ada 3 sistem KCKT yang dikenal,
yaitu:
1. Sistem elusi isokratik (isocratic
elution)
Sampel diinjeksikan ke dalam kolom yang komposisi fasa
geraknya tidak berubah selama analisis dilakukan sampai sampel terelusi dari
kolom, sistem isokratik yang memiliki nilai k’ (rasio atau koefisien partisi
yang bervariasi) akan menghasilkan resolusi yang buruk dan sukar mendeteksi
pita elusinya.
2. Sistem elusi gradient (gradient
elution)
Ada perubahan fasa gerak baik secara bertahap atau
berkesinambungan selama proses berlangsung. Pada mula-mula elusi, seluruh
komponen sampel ditahan di bagian atas kolom, setelah gradien mulai, kekuatan
elusi fase gerak akan meningkat. Pada akhirnya harga k’ akan menjadi cukup
kecil sehingga komponen zat tersebut akan bermigrasi sepanjang kolom secara
cepat sampai keluar dari kolom.
Persamaan elusi gradient :
Waktu
retensi = tg =tMk log (2,3 ko/k)
Resolusi
= Rs =[(1/4)(α-1)N1/2] [k/1+ k]
Lebar
pita
= =1/2[VM(1+k)N1/2]
Dimana :
Ko = nilai k’ pada awal pemisahan
tg = waktu retensi pada
elusi gradien
g = lebar pita
gradien
tM = waktu transit zat yang
ditahan
α = retensi
relatif
VM = volume gerak
N = jumlah pelat
(kromotof)
Nilai
k selama migrasi harus berkisar pada rentang 1<10. Pada saat keluar kolom, k
menjadi (~1). Nilai k kecil pada saat elusi menghasilkan pita tajam dan berarti
sensitifitasnya tinggi.
3. Sistem elusi bertahap
Baik digunakan untuk sampel yang mengandung
komponen-komponen yang bergerak cepat, yang diikuti senyawa-senyawa yang lambat
gerakannya, tetapi tidak mengandung senyawa dengan nilai k’ setelah sampai
diinjeksikan. Komposisi fase gerak secara bertahap diganti.
Beberapa jenis teknik pemisahan dalam KCKT telah
dikembangkan berdasarkan jenis fase diam dan fase geraknya:
a. Kromatografi adsorpsi
Fase diam yang biasa digunakan adalah bahan alam polar
seperti partikel silika atau alumina hidrat. Fase mobil berkompetisi terhadap lokasi
aktif adsorpsi pada partikel fase diam. Komponen yang terikat lebih kuat akan
tertahan lebih lama di dalam kolom. Waktu retensi bergantung pada kepolaran
sampel.
b. Kromatografi partisi
Linarut dibagi atas fase gerak cair dengan cairan yang tidak
bercampur yang dilapiskan pada suatu patikel padat sebagai fase diam. Fase diam
dapat berupa fase diam yang disalutkan pada partikel penyangga. Kolom fase
terikat (bonded-fase colum) merupakan kolom yang paling umum digunakan.
c. Kromatografi penukar ion
Prinsip kerja berdasarkan partisi ion antara fase gerak dan
fase diam pada lokasi penukaran ion. Pemisahan terjadi akibat partisi ion dalam
derajat yang berbeda.
C.
Contoh
Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan suatu metoda pemisahan canggih dalam analisis
farrnasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji kemumian dan penetapan
kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah
menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan
Kromatografi Gas. Banyak senyawa yang dapat dianalisis, dengan KCKT mulai dari
senyawa ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan
pemisahan obat /bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase
pemisahan kiral (chirale Trennphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer
aktif.
Walaupun
disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal, namun
metoda ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 jenis obat / bahan
obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, waktu
analisis cepat
Tabel 4.1 : Daftar Obat – obat yang
Penetapan Kadarnya dengan KCKT (FL Edisi IV)
1. Tablet Asetazolamida
2. Asetilsistein
3. Larutan Asetilsistein
4. Tablet Asetosal
5. Asam Aminokaproat
6. Asam Aminosalisilat
7. Asam Folat '
8. Tablet Asam Folat
9. Asam Mefenarnat
10. Kapsul Asam Mefenamat
11. Asiklovir
12. Tablet Allopurinol
13. Alprozolam
14. Tablet Alprozolam
15. Amikasin Sulfat
16. Injeksi Amikasin Sulfat
17. Aminofilin
18. Amoksihn .
19.Kapsu Armoksilin
20. Amoksilin untuk Suspensi Oral
21. Ampisilin