r.dunggio_chm
Senin, 18 Juni 2012
Manejemen Pendidikan
Pengertian Manajemen
Pendidikan menurut ahli
Pada waktu ini istilah-istilah yang
digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen,
pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang didefinisikan oleh berbagai ahli
secara bermacam-macam. Beberapa pengertian Manajemen Pendidikan yang
kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya
sebagai berikut.
- Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
- Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya untuk memperoleh wawasan
yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen
dari sumber-sumber lain sebagai berikut :
- Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
- Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dari pengertian Manajemen
Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan
bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen
Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum
kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan.
Lebih luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian
manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan,
yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk
kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
Definisi lain dari manajemen yang
lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai
berikut :
Manajemen adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian manajemen
selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: (a).
usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya
gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau
lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan,
menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja
tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Jika pengertian Manajemen
Pendidikan ini diterapkan pada usaha pendidikan maka
sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih
tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang
menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan menerapkan definisi tersebut
pada usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi, maka definisi Manajemen
Pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Minggu, 03 Juni 2012
Minggu, 13 Mei 2012
HPLC
Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High
Performance Liquid Chromatography)
A.
Prinsip
Dasar
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah suatu metoda kromatografi
yang mampu memisahkan makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang
lebih, senyawa polimerik dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki
berat molekul tinggi dengan cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran
ion. Menggunakan fase yang interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
KCKT secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi
dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah
grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini
membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat
kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas
permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul
yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari
komponen-komponen dalam campuran.
Perkembangan yang lebih luas melalui kromatografi kolom
mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-metode ini
sangat otomatis dan sangat peka.
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi
dan detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair
menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang
tinggi.metode ini dikenal dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
B. Proses Pemisahan
KCKT adalah suatu metoda kromatografi yang mampu memisahkan
makro molekul, senyawa-senyawa ionik, produk alam yang lebih, senyawa polimerik
dan kelompok-kelompok polifungsional yang memiliki berat molekul tinggi dengan
cara penyairan berfraksi, penyerapan atau penukaran ion. Menggunakan fase yang
interaktif dan fase diam padat atau cair yang aktif.
Ada 3 sistem KCKT yang dikenal,
yaitu:
1. Sistem elusi isokratik (isocratic
elution)
Sampel diinjeksikan ke dalam kolom yang komposisi fasa
geraknya tidak berubah selama analisis dilakukan sampai sampel terelusi dari
kolom, sistem isokratik yang memiliki nilai k’ (rasio atau koefisien partisi
yang bervariasi) akan menghasilkan resolusi yang buruk dan sukar mendeteksi
pita elusinya.
2. Sistem elusi gradient (gradient
elution)
Ada perubahan fasa gerak baik secara bertahap atau
berkesinambungan selama proses berlangsung. Pada mula-mula elusi, seluruh
komponen sampel ditahan di bagian atas kolom, setelah gradien mulai, kekuatan
elusi fase gerak akan meningkat. Pada akhirnya harga k’ akan menjadi cukup
kecil sehingga komponen zat tersebut akan bermigrasi sepanjang kolom secara
cepat sampai keluar dari kolom.
Persamaan elusi gradient :
Waktu
retensi = tg =tMk log (2,3 ko/k)
Resolusi
= Rs =[(1/4)(α-1)N1/2] [k/1+ k]
Lebar
pita
= =1/2[VM(1+k)N1/2]
Dimana :
Ko = nilai k’ pada awal pemisahan
tg = waktu retensi pada
elusi gradien
g = lebar pita
gradien
tM = waktu transit zat yang
ditahan
α = retensi
relatif
VM = volume gerak
N = jumlah pelat
(kromotof)
Nilai
k selama migrasi harus berkisar pada rentang 1<10. Pada saat keluar kolom, k
menjadi (~1). Nilai k kecil pada saat elusi menghasilkan pita tajam dan berarti
sensitifitasnya tinggi.
3. Sistem elusi bertahap
Baik digunakan untuk sampel yang mengandung
komponen-komponen yang bergerak cepat, yang diikuti senyawa-senyawa yang lambat
gerakannya, tetapi tidak mengandung senyawa dengan nilai k’ setelah sampai
diinjeksikan. Komposisi fase gerak secara bertahap diganti.
Beberapa jenis teknik pemisahan dalam KCKT telah
dikembangkan berdasarkan jenis fase diam dan fase geraknya:
a. Kromatografi adsorpsi
Fase diam yang biasa digunakan adalah bahan alam polar
seperti partikel silika atau alumina hidrat. Fase mobil berkompetisi terhadap lokasi
aktif adsorpsi pada partikel fase diam. Komponen yang terikat lebih kuat akan
tertahan lebih lama di dalam kolom. Waktu retensi bergantung pada kepolaran
sampel.
b. Kromatografi partisi
Linarut dibagi atas fase gerak cair dengan cairan yang tidak
bercampur yang dilapiskan pada suatu patikel padat sebagai fase diam. Fase diam
dapat berupa fase diam yang disalutkan pada partikel penyangga. Kolom fase
terikat (bonded-fase colum) merupakan kolom yang paling umum digunakan.
c. Kromatografi penukar ion
Prinsip kerja berdasarkan partisi ion antara fase gerak dan
fase diam pada lokasi penukaran ion. Pemisahan terjadi akibat partisi ion dalam
derajat yang berbeda.
C.
Contoh
Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan suatu metoda pemisahan canggih dalam analisis
farrnasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji kemumian dan penetapan
kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah
menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan
Kromatografi Gas. Banyak senyawa yang dapat dianalisis, dengan KCKT mulai dari
senyawa ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan
pemisahan obat /bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase
pemisahan kiral (chirale Trennphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer
aktif.
Walaupun
disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal, namun
metoda ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 jenis obat / bahan
obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, waktu
analisis cepat
Tabel 4.1 : Daftar Obat – obat yang
Penetapan Kadarnya dengan KCKT (FL Edisi IV)
1. Tablet Asetazolamida
2. Asetilsistein
3. Larutan Asetilsistein
4. Tablet Asetosal
5. Asam Aminokaproat
6. Asam Aminosalisilat
7. Asam Folat '
8. Tablet Asam Folat
9. Asam Mefenarnat
10. Kapsul Asam Mefenamat
11. Asiklovir
12. Tablet Allopurinol
13. Alprozolam
14. Tablet Alprozolam
15. Amikasin Sulfat
16. Injeksi Amikasin Sulfat
17. Aminofilin
18. Amoksihn .
19.Kapsu Armoksilin
20. Amoksilin untuk Suspensi Oral
21. Ampisilin
Senin, 07 Mei 2012
Soxhletasi
PERCOBAAN 1
A. Judul : Ekstraksi
Minyak Kedelai Secara Soxhletasi
B. Tujuan
: Agar mahasiswa dapat memahami cara
penggunaan dan prinsip metode soxhletasi
C. Dasar Teori
1. Pengertian
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan
suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang
– ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam
sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu
heksana ( C6H14 ) untuk sampel kering dan metanol
(CH3OH ) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung
dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti
sokletasi adalah pengekstrakan berulang – ulang ( continous extraction ) dari
sampel pelarut.[1]
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi.[2]
Sokletasi
adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat
padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.[3].
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organic. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan
hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan
sel masing-masing berbeda, sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut
tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel
tanaman adlah pelarut organic akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organic tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dan pelarut organic diluar sel, maka larutan terpakat akan
berdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel.[4]
2. Prinsip dasar
Prinsip sokletasi adalah pelarut dan
sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum
mengalami proses apapun juga. Metode sokletasi yang dilakukan memiliki
kelebihan dan kekurang. Berikut adalah kelebihan metode sokletasi:
1. Sampel
terekstraksi dengan sempurna
2. Proses
ekstraksi lebih cepat
3. Pelarut yang
digunakan sedikit.
Sedangkan kelemahan dari metode
sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus
sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan
panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi
ketika proses sokletasi berlangsung. Penyarian zat aktif yang
dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian
simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadaan jenuh.
Penarikan komponen kimia
yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang
telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau
yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang
diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel,
secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa
kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair
atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.[5]
D. ALAT DAN BAHAN
Ø Alat
Rangkaian Soxhletasi Evaporator
Penangas Air
Labu erlenmeyer Kertas saring Neraca analitik
Spatula Lumpang dan Alu
Ø Bahan
Kedelai n-Heksana batu didih
E. Prosedur Kerja
F. Hasil Pengmatan dan Perhitunganerhitungan
Soxhletasi
|
Selang waktu (menit)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
|
09.32 – 10.04
10.04 – 10.15
10.15 – 10.21
10.21 – 10.34
10.34 – 10.36
10.36 – 10.46
10.46 – 10.49
10.49 – 10.54
10.54 – 11.00
11.00 – 11.02
11.02 – 11.09
11.09 – 11.17
11.17 – 11.22
11.22 – 11.30
11.30 – 11.40
11.40 – 11.44
11.44 – 11.49
11.49 – 11.52
11.52 – 12.01
12.01 – 12.09
12.09 – 12.13
12.13 – 12.22
12.22 – 12.41
|
Perhitungan
Dik : Berat sampel = 10 gram
Dik : Berat sampel = 10 gram
Berat minyak kedelai yang terekstrak = 1,49 gram
Dit :
Persentase minyak kedelai dalam daging kedelai?
Peny :
= 14,9 %
G. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.selain itu ekstraksi juga dapat
diartikan sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organic.
Prinsip Kerja Soxhletasi Penyairan secara berkesinambungan dimana cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi
molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam
klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas
bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat
aktif menjadi sempurna.
Pada percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah
dengan merangkai alat soxchletasi. Langkah selanjutnya yaitu menghaluskan
daging biji kedelai yang dihaluskan dengan lumpang dan alu sampai benar-benar
halus, selanjutnya menimbang serbuk kemiri 10 gram. Banyaknya sampel yang
dibutuhkan tergantung dari besarnya klonsong yang digunakan, karena jika sampel
terlalu banyak maka sampel tidak akan masuk ke kedalam klonsong maupun
tingginya sample akan melewati siphon.
Selanjutnya serbuk kedelai tersebut dibungkus dengan
kertas saring. Cara membungkus sampel harus hati-hati, terlebih dahulu kertas
saring digulung sesuai dengan diameter klonsong (tetapi tidak menyentuh dinding
klonsong), dan tingginya sesuai dengan siphon. Untuk mengikatnya juga
diperlukan kecermatan agar kertas saring tidak hancur dan harus disisahkan
benang untuk pengikatan yang bagian atas, hal ini berfungsi agara sampel bisa
kita keluarkan dengan cara menariknya lewat benang tersebut. Setelah itu
dimasukkan kedalam tempat ekstraktor soxhlet. Memasukkan 65 mL n-hexan dan batu
didih kedalam labu bulat, fungsi dari batu didih tersebut agar menjaga suhu
dari n-heksana, dan kemudian mengalirkan air pada pendingin (kondensor) fungsi
dari kondensor yaitu untuk mengubah zat penyari dalam hal ini n-heksana menjadi
molekul-molekul penyari atau mengubah uap menjadi cairan. Langkah selanjutnya
yaitu mengamati sirkulasi (perputaran/perpindahan) yang terjadi pada proses
soxhletasi dan rentang waktu yang dibutuhkan.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu
didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor
melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam
selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam
selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama dengan tinggi pelarut
di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke
dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek
siphon. Pada ekstraktor Soxhlet
cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong
sama dengan pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak
lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada
di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya
ekstraksi menjadi tidak merata. Penarikan komponen
kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong
yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
siphon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi
Tujuan dilakukan evaporator adalah untuk
menguapkan larutan atau zat yang telah diekstraksi. Setelah dilakukan
pengolahan data ternyata % zat aktif dalam kedelai adalah 14%. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh ekstraksi
yang kurang sempurna.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan atas percobaan dan pembahasan yang dilakukan maka adapun
kesimpulan yang ditarik yaitu :
v Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
v
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Daftar
Pustaka
Anetha.2012. http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com diakses tanggal 27 april 2012
Astuti N. Sinambela http://astuti_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/
diakses tanggal 27 april 2012
Diakses
tanggal 26 april 2012
Win aramico http://kakandaaramico.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-sokletasi.html
diakses tanggal 27 april 2012
Team Teaching, 2012, Penuntun
Praktikum; hal: 8-9.Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
[1]Anetha.2012. http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/fun/sokletasi/.com diakses tanggal 27 april 2012
[2]
Astuti N. Sinambela
[4] Team Teaching; Penuntun Praktikum; hal:
8-9
Langganan:
Postingan (Atom)